BAB I
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Masuknya Islam di
Thailand
Umat Islam memiliki
sejarah yang panjang dalam kerajaan thailand. Hubungan mereka dengan masyarakat
Thailand serta peran mereka dalam negara dapat ditelusuri kezaman kerajaan ayyuthaya.
Kedatangan Islam di negeri muangthai telah terasa pada masa kerajaan sukhathai
di abad ke-13, yang merupakan buah dari hubungan dagang yang dibangun oleh para
saudagar muslim. Hal ini bermula pada dua orang bersaudara dari Persia, yaitu
Syeikh Ahmad dan Muhammad Syaid yang juga disebut Khaek Chao Sen (suatu cabang
mazhab syiah), menetap di kerajaan tersebut yang terus melakukan perdagangan
sekaligus menyebarkan agama Islam. Sebelum berdirinya kerajaan Ayyuthaya
sebagai pengganti kerajaan Shukhotai setelah yang terakhir ini runtih pada abad
ke-14, Islam telah memiliki kekuatan politik yang sangat besar. Perdagangan
merupakan perintis proses islamisasi dan perkembangan politik kerajaan-kerajaan
maritim diwilayah kepulauan di abad ke-15, 16 dan 17. Perdagangan juga pulalah
yang merupakan faktor dominan yang mendekatkan Islam dengan kerajaan Ayuthaya.
B.
Perkembangan Islam di
Thailand
Sekelompok Islam lainnya,
yang menjadi penduduk mayoritas di negeri ini sekarang tinggal di empat
provinsi bagian selatan, yaitu Pattani, Yala, Naratiluat, dan Satul. Juga
termasuk bagian dari provinsi Shongkala. Seluruh provinsi ini dahulunya masuk
wilayah kerajaan Pattani pada abad ke-12, sebelum kerajaan Sukhotai berdiri.
Mereka adalah ras melayu yang hingga kini masih mempertahankan bahasa serta
budaya melayu dalam praktik kehidupan sehari-hari. Disebut dalam sejarah bahwa
kerajaan Pattani merupakan salah satu negara yang makmur dan berpengaruh di
asia tenggara. Daerah ini merupakan wilayah muda di negara Thailand, baik
secara politik maupun administratif. Pencaplakan yang dilakukan oleh kerajaan
Thailand telah melahirkan masalah utama mengenai minoritas muslim di Thailand.
Orang-orang muslim yang berasal dari Pattani yang dibawa ke Bangkok oleh
tentara Thailand sebagai tawanan peran pada masa awal perang pertama dan kedua.
Dan orang-orang inilah kemudian menjadi bagian utama masyarakat Islam di
Thailand Tengah dan sebahagian dari mereka tetap memelihara budaya dan bahasa
mereka.[1]
Karena faktor keberadaan
muslim di selatan. Persoalan etnis muslim muncul dan senantiasa menjadi
perhatian utama bagi kelompok mayoritas. Interaksi serta perjuangan sejarah
yang panjang antara umat Islam di Selatan dan penguasa Thailand telah
memunculkan beberapa keputusan serta kewaspadaan pemerintah untuk setuju dan sekaligus
menentang keberadaan umat islam sebagai kelompok. Namun pada sisi lain
pemerintah memberikan kebebasan secara penuh dengan tanpa membedakan satu agama
dari agama lain. Namun secara implisit dan eksplisit pemerintah juga
memberlakukan kebijakan untuk mengurangi sistem kebebasan beragama tersebut.
Dan ini dianggap sangat merugikan kalangan muslim dibagian selatan.
Kelompok umat Islam ketiga
berasal dari sebelah utara, yang dikenal sebagai orang cina ho. Meskipun
jumlahnya tidak banyak, mereka memiliki konstribusi yang sangat besar dalam
perdagangan khususnya di Provinsi Chiangmai. Selain Cina Ho, diutara juga
terdapat kelompok Islam lain yang berasal dari ras India atau pathan yang juga
bergerak secara luas dalam dunia perdagangan.
Dengan demikian, secara
historis kelompok masyarakat muslim telah ada sejak awal berdirinya negara
Thailand dan memiliki peran penting dalam masyarakat. Pada perkembangan
selanjutnya muangthai dikenal secara luas sebagai negara yang mengalami
perkembangan yang sangat cepat dibidang ekonomi sosial-budaya. Sementara itu,
komunitas muslim merupakan komunitas minoritas yang secara umum dianggap salah
satu yang paling konservatif dan tradisional dari masyarakat Thai sehubungan dengan
lingkungannya yang sedang mengalami perubahan. Untuk itu religio kultural merupakan identitas yang paling
penting dalam jaringan hubungan umat islam dan budha di Thailand. Karena
perkembangan dan dinamisasi masyarakat muslim Thailand banyak diwarnai oleh
masalah tersebut.[2]
Islam sebagai agama
minoritas banyak mendapat tekanan dari pemerintah dan masyarakat secara
mayoritas beragama Buddha. Masyarakat muslim di Thailand bukanlah masyarakat
yang homogen dan menggunakan istilah Thai-Islam atau Thai-Muslim. Orang melayu
merupakan mayoritas etnis dikalangan masyarakat muslim, dan etnis lainnya yang
beragama Islam adalah haw, jawa, sam-sam, bawean, pathan, punjab, tamil,
bengali, slam dan lainnya. Secara politis kaum muslim melayu adalah kelompok
yang kuat, karena mereka hidup di daerah yang berdekatan dengan malaysia dan
tetap memiliki budaya melayu. Kelompok muslim non-melayu berasimilasi dengan
masyarakat Thai secara linguistik dan bisa dibedakan secara tajam dari
masyarakat Thai lainnya, kecuali tentu saja dibidang pelaksanaan praktik
keagamaan.
C.
Lembaga-Lembaga Islam di
Thailand
Gerakan dakwah yang terus
dilancarkan umat Islam diselatan mengenai kebebasan dan otoritas beragama
menghasilkan beberapa konsesi yang diberikan oleh pemerintah dan akhirnya
terbentuk organisasi-organisasi Islam yang menjadi corong kegiatan umat secara
nasional yang mendapatkan legal dari pemerintah organisasi tersebut meliputi:
1.
Kantor chularajamantri
atau shaikhul islam. Kantor ini dianggap sebagai kantor tertinggi masyarakat muslim Thailand. Kantor
ini terdiri dari 26 provinsi yang memiliki banyak penduduk muslim. Chula yang
dipilih harus mendapatkan persetujuan dan pengesahan dari raja. Posisi
chularazamontri, lebih memiliki kekuatan simbolis administrasi ketimbang
kekuatan yang sebenarnya karena badan ini hanya berfungsi sebagai konsultan
Departemen Agama dari kementrian pendidikan, sejauh hubungan dengan Islam.
Sampai tingkat tertentu kepemimpinan informalnya cukup diakui dan dipakai. Dia
menyelesaikan konflik agama dalam masyarakat Islam, dan memimpin fungsi-fungsi
agama pada tingkat nasional, bahkan dia memberikan fatwa bila terdapat persoala
yang menyangkut umat Islam dan negara. Akan tetapi, bagaimanapun keputusannya
tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat atau legal, kecuali negara
mengesahkan keputusan tersebut.
2.
Komite Islam nasional,
lembaga ini dimaksudkan sebagai lembaga tertinggi untuk urusan administrasi
Islam di Thailand. Di ketahui secara ex-officio oleh chularajamontri Islam di
thailand, komite terdiri dari 26 kepala komite Islam propinsi dan beberapa
individu yang ditunjuk.
3.
Komite masjid. Ini adalah
komite setiap masjid yang diketahui oleh imam yang diseleksi dan dipilih oleh
segenap anggota masyarakat. Sesuai dengan jumlah mesjid yang ada di Thailand.
4.
Komite Islam Provinsi.
Merupakan komite di setiap provinsi yang memiliki banyak penduduk muslim.
Anggotanya dipilih dari banyak imam yang salah satu anggotanya dijadikan ketua.
Pada perkembangan
selanjutnya, pemerintah Thailand lebih akomodatif dalam memberikan kebijakan
kepada masyarakat muslim. Masyarakat diberi kebebasan dalam menjalankan ibadah.
Pemerintah menyediakan dana untuk membantu mereka dalam masalah-masalah yang
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Kaum muslimin juga diperbolehkan
melaksanakan dakwah, membentuk organisasi, dan mengelola penerbitan literatur
keagamaan yang sekarang sedang tumbuh. Meskipun demikian, kaum muslimin sendiri
tidak bebas dari perpecahan. Ada empat kelompok yang mengklaim dirinya sebagai
pihak yang mewakili kepentingan masyarakat muslim, yaitu chularajamontri,
sebuah kelompok yang didukung negara, kelompok modernis yang menerbitkan jurnal
Al-Jihad, kelompok Ortodoks yang menerbitkan Al-rabitah, dan kelompok muslim
melayu tradisional didaerah selatan yang menentang kepemimpinan
chularajamontri, namun menolak disebut sebagai rival al-Jihad Al-Rabitah. Lepas
dari itu semua, secara keseluruhan, komitmen terhadap Islam sedang tumbuh
dikalangan muslim muangthai, meskipun pihak pemerinth akhir-akhir ini cukup
represif memperlakukan kaum muslimin terutama dibagian selatan.
BAB II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kedatangan Islam di
Thailand telah terasa pada masa pemerintahan kerajaan sukhatai diabad XIII M.
Perdagangan merupakan faktor dominan yang mendekatkan Islam dengan kerajaan
Ayyuthaya. Peran orang-orang muslim sebagai mentri dan saudagar yang dekat
dengan raja menjadikan mereka kelompok yang berpengaruh diistana.
Kelompok Islam di
Thailand, yang menjadi penduduk dinegeri ini sekarang tinggal di tempat
provinsi dibagian selatan, yaitu Pattani, yala, Naratiwat, dan satul. Juga
termasuk bagian di provinsi Shongkala. Dengan demikian, secara historis
kelompok masyarakat muslim telah ada sejak awal berdirinya negara Thailand dan
memiliki peran penting dalam masyarakat. Pada perkembangan selanjutnya
Muangthai dikenal secara luas. Dengan periode pertumbuhan ekonomi yang sangat
tinggi, muangthai juga mengalami perkembangan yang sangat cepat dibidang
ekonomi sosial-budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Ilaihi Wahyu, Hefni Harjani. Pengantar
Sejarah Dakwah. Jakarta: Kencana. 2007.
Thohir,
Ajid. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada. 2004.